Berita Aneh |
- 5 hal serupa namun tak sama
- 5 Cara Agar Kentut Tidak Bau
- 5 Cara Agar Kentut Tidak Bau
- Blitzkrieg – Perang Kilat ala Nazi
- Blitzkrieg – Perang Kilat ala Nazi
- Blitzkrieg – Perang Kilat ala Nazi
- 10 seleb top yang masuk penyelidikan FBI
- 10 seleb top yang masuk penyelidikan FBI
- 10 seleb top yang masuk penyelidikan FBI
- Kakek 85 Tahun Taklukkan Atlantik
Posted: 12 Apr 2011 01:00 AM PDT 1. Kodok vs Katak Ada garis tipis yang memisahkan katak (frog) dengan kodok (toad). Jika melihat foto ini, anda mungkin beranggapan bahwa kodok adalah sejenis katak yang disuntik steroid. Padahal keduanya adalah hewan yang berbeda famili. Ya, berbeda. Bagaimana membedakan kodok dan katak? Menurut ilmu perkodokan yang ada di sini. Katak itu berasal dari banyak famili, bertubuh langsing, berkulit tipis dan basah, serta punya loncatan yang jauh karena kaki belakangnya panjang. Sementara kodok berasal dari famili Bufonidae, bertubuh gempal, berkulit tebal dan kering, serta berkaki belakang pendek. Kenapa kodok dan katak tergolong amfibi? Karena mereka hidup di air dan di darat. Kenapa katak bisa melompat jauh? Karena kaki belakangnya panjang dan kuat. Kenapa kodok kalau nyebrang rel kereta api juga melompat? Soalnya kalau muter jauh… 2. Kaisar vs Raja Yang satu ini rada mbulet. Namun ekplanasi paling memuaskan yang saya dapatkan adalah raja memimpin sebuah bangsa, sementara kaisar memimpin sejumlah bangsa. Wilayah yang dipimpin raja disebut kerajaan (kingdom), sedangkan kaisar memimpin kekaisaran (empire). Ada kisah Injil yang layak jadi contoh. Raja Herodes adalah raja Yudea, Yudea sendiri merupakan sebuah kerajaan (bangsa) yang eksis di bawah kekaisaran Romawi yang pada waktu itu dipimpin oleh Kaisar Agustus. Yudea merupakan sebuah kerajaan bagi satu bangsa, sementara itu Romawi adalah kekaisaran yang menguasai banyak bangsa dan kerajaan, termasuk Yudea. Contoh lainnya yaitu Kerajaan Inggris (United Kingdom), yang meliputi Britania Raya dan Irlandia Utara, juga punya istilah Kekaisaran Inggris (British Empire). Bedanya British Empire tak meliputi Britania Raya dan Irlandia Utara saja, namun juga jajahan Inggris, seperti India dan Kanada. 3. Psikolog vs Psikiater 4. Sinterklaas vs Santa Claus 5. Vihara vs Klentheng |
Posted: 12 Apr 2011 12:00 AM PDT This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Posted: 12 Apr 2011 12:00 AM PDT This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Blitzkrieg – Perang Kilat ala Nazi Posted: 12 Apr 2011 12:00 AM PDT
Tanggal 1 September 1939 pukul 04.45 pagi, tembakan salvo kapal latih Jerman bernama Schleswig-Holstein yang ditujukan pada sebuah markas garnisun Polandia di Semenanjung Westerplatte mengawali pecahnya Perang Dunia (PD) II. Inilah puncak petualangan agresi Adolf Hitler setelah ia merobek Perjanjian Versailles tahun 1935, menganeksasi Austria pada Maret 1938 dan dalam bulan September masih pada tahun yang sama ; tentara Jerman menduduki Sudetenland serta sebagian wilayah Cekoslowakia. Dan Maret 1939, Jerman menyerbu seluruh wilayah Cekoslowakia – sebuah pengingkaran terhadap Perjanjian Muenchen dengan pihak Inggris-Prancis. Polandia dilibas Jerman dengan kekuatan 44 divisi, sementara Polandia memiliki 40 divisi ditambah 10 brigade pasukan berkuda yang terdiri dari 1,75 juta tentara, 935 pesawat terbang dan 500 tank yang kebanyakan usang. Gerakan ofensif Jerman mengandalkan kecepatan yang dibuka dengan kekuatan udaranya, lalu diikuti dengan penetrasi korps lapis bajanya yang dibidani oleh Jenderal Heinz Guderian. Ketika rencana ini dicetuskan Hitler ; reaksi Kepala Staff Umum Jenderal Franz Halder hanya setengah hati, dingin dan jauh dari antusias. Masalahnya Halder teringat mantan Kepala Staff Umum Jenderal Ludwig Beck yang digantikannya beberapa bulan sebelumnya, yang justru mengundurkan diri gara-gara protes terhadap agresi Jerman ke Cekoslowakia. Kini tiba giliran dirinya menghadapi situasi yang sama. Sayangnya selera agresi Hitler lebih terakomodasi oleh lemahnya sikap Perdana Menteri Inggris Neville Chamberlain dan Edouard Daladier Perdana Menteri Prancis dalam Perjanjian Muenchen. Dan kini Halder bersama Marsekal Walter von Brauchitsch, pucuk pimpinan angkatan bersenjata Jerman, mati-matian berusaha mengangkat isu reaksi Uni Soviet karena serbuan ke Polandia tentu akan memancing reaksi keras Josef Stalin. Adalah lebih baik Hitler mengurungkan niatnya ini. Tapi Hitler dengan enteng menepis hal itu dan malah mengkuliahi mereka berdua tanpa henti tentang konsep Kerajaan Ketiga (Third Reich) yang memerlukan lahan wilayah kekuasaan yang lebih luas sebagai ruang hidup, ketimbang tanah Jerman yang telah tersedia, buat menopang masa 1.000 tahun ke depan. Seperti biasa Hitler pun panjang lebar 'pidato' dan tanpa ada yang bisa menghentikannya. Hasilnya ? Seperti sudah-sudah, agresi Hitler tetap dilaksanakan. Yaitu dengan diterapkannya strategi jepitan ganda yang mematikan terhadap Polandia. Sayap kirinya, Grup Tentara Utara dipimpin oleh Marsekal Feodor von Bock dengan 630.000 personil dan sayap kanan Grup Tentara Selatan dipimpin Kolonel-Jenderal Gerd von Rundstedt dengan 886.000 personil ; kedua kekuatan dahsyat yang didukung dengan 2.000 pesawat tempur dan 1.700 tank menyerbu untuk menjepit Polandia. Dalam gerakan ini pusat kekuatan Polandia di Posen sengaja oleh Jerman diabaikan agar terputus logistiknya ; sehingga tidak akan mampu bergerak untuk mempertahankan Warsawa. Sementara Warsawa sendiri dijepit lagi dari arah utara oleh Tentara Ke-4 Pommerania dan Tentara Ke-3 Prusia Timur di bawah pimpinan Jenderal Walther von Reichenau. Di lain pihak Korps lapis baja Guderian terus menerobos memasuki Polandia. Setelah dua minggu, ia sudah tiba di benteng Bret Litowsk. Dan tiga hari kemudian, 17 September 1939, ia sudah bertemu dengan pasukan tank Jerman yang bergerak dari arah selatan di bawah von Rundstedt di Woldowa, di tepi Sungai Bug. Kini kekuatan Polandia terpotong-potong tanpa daya dan hanya menunggu waktu. Strategi Nazi Jerman ini dikemudian hari diistilahkan sebagai Blitzkrieg, Perang Kilat ; yang juga kembali diterapkan oleh Hitler untuk menyerbu Eropa Barat, Mei 1940. Ketika perlawanan Polandia kian dijinakan. Halder dan Brauchitsch sepaham untuk membiarkan Warsawa yang telah terisolasi untuk menyerah dengan sendirinya, mereka memastikan hal itu akan segera terjadi oleh sebab minimnya logistik yang artinya kelaparan masif terjadi pada penduduk Warsawa. Tapi Hitler ikut campur tangan dengan memerintahkan agar ibukota Polandia yang tak berdaya ini diluluh-lantakan oleh bom. Kedua petinggi militer ini protes keras. Sebab hal itu sungguh suatu hal yang biadab dan tak ada manfaatnya sama sekali dari segi pandang tradisi militer dan kemanusiaan. Tapi Hitler punya tujuan lain. Ia tidak ingin Warsawa jatuh utuh ke tangan Soviet. Masalahnya kini Stalin pun ikutan menyerbu Polandia dari arah timur pada tanggal 17 September. Ibaratnya membiarkan Jerman kerja keras, Stalin tinggal menanngguk hasil. Bagi Hitler lebih baik Warsawa dihancurkan hingga tidak memiliki nilai ekonomis buat Soviet. Di kemudian hari Halder mengatakan bahwa ia dan Brauchistch begitu marah sebab telah dibohongi Hitler dan Menteri Luar Negeri Joachim von Ribbentrop, yang notabene orang sipil dan para petualang politik ketimbang diri mereka berdua hasil didikan militer tradisional Jerman yang penuh disiplin. Karena ia dan Brauchitsch baru tahu saat di medan tempur Polandia bahwa antara Jerman dan Soviet ada Pakta Molotov-Ribbentrop, pakta non-agresi, tidak saling menyerang yang ditandatangani pada tanggal 23 Agustus 1939 di Moskwa. Polandia kendati kemudian kalah dengan menyerahnya garnisun terakhir dengan 17.000 personilnya di kota Kock tanggal 6 Oktober, tetap perlawanan yang amat heroik diberikan Polandia selama hampir satu bulan lebih dan bahkan menimbulkan kekaguman para petinggi Wehrmacht, seperti Guderian dan Halder sendiri. Kegigihan Polandia memang mengesankan soalnya pada tahun berikutnya Prancis, Belgia dan Belanda memperoleh giliran dilibas Jerman hanya mampu bertahan dalam hitungan hari. Berbeda dengan Polandia yang harus menghadapi dua raksasa saat itu, Nazi Jerman dan Uni Soviet. Sementara yang tidak kita ketahui sebenarnya Hitler sempat panik, ketika Inggris menyatakan perang pada tanggal 3 September dan beberapa jam kemudian diikuti oleh Prancis. Ia tidak menduga bahwa setelah sekian kali kedua negara itu bungkam seribu bahasa terhadap ulah agresi sebelumnya, kali ini buat Polandia urusannya sungguh berbeda. Kedua negara itu serentak menyatakan perang terhadap Nazi Jerman. " Apa yang harus kita perbuat ? " tanya Hitler berkali-kali kepada Ribbentrop dengan nada panik. Saat itu dalam ruang tunggu istana kekanseliran Berlin, Marsekal Hermann Goering menukas kepada seorang jenderal yang menunggu giliran sebab dipanggil Hitler : Kalau kita kalah perang ini, oh Tuhan kami ! Menteri Propaganda Dr Joseph Goebbels yang kebetulan berada di ruangan yang sama hanya terdiam membisu. Di lain pihak rakyat Jerman sendiri amat tidak antusias menyambut timbulnya perang dunia baru ini, berbeda ketika Perang Dunia I meletus pada tahun 1914, saat itu publik bersorak-sorai melambaikan tangannya ke arah barisan demi barisan tentara yang bergerak maju ke front tempur. Kini keadaan berbeda, rakyat Jerman dicekam rasa takut sekaligus ngeri sebab bayangan PD I masih belum hilang tuntas. Tampaknya kini semua orang di lingkar dalam Hitler teringat pidato protes Fritz Thyssen, industrialis alat berat Jerman ; yang nekad tampil sendirian di gedung Reichstag. Ia tercatat sebagai satu-satunya anggota Reichstag yang terang-terangan memprotes agresi Hitler. Dengan lantang ia meramalkan penyerbuan ke Polandia akan melahirkan perang dunia baru di Eropa. Untuk itu menurutnya, mesin perang Jerman tidaklah akan cukup untuk memenangkan peperangan yang akan terjadi. Dan Hitler adalah orang yang menyulut peperangan itu. Prediksi Thyssen terbukti benar – tanggal 8 Mei 1945, hampir selama enam tahun, untuk kedua kalinya sejak PD I, Jerman harus mengaku kalah terhadap Sekutu. sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/blitzkrieg-perang-kilat-ala-nazi.html |
Blitzkrieg – Perang Kilat ala Nazi Posted: 12 Apr 2011 12:00 AM PDT
Tanggal 1 September 1939 pukul 04.45 pagi, tembakan salvo kapal latih Jerman bernama Schleswig-Holstein yang ditujukan pada sebuah markas garnisun Polandia di Semenanjung Westerplatte mengawali pecahnya Perang Dunia (PD) II. Inilah puncak petualangan agresi Adolf Hitler setelah ia merobek Perjanjian Versailles tahun 1935, menganeksasi Austria pada Maret 1938 dan dalam bulan September masih pada tahun yang sama ; tentara Jerman menduduki Sudetenland serta sebagian wilayah Cekoslowakia. Dan Maret 1939, Jerman menyerbu seluruh wilayah Cekoslowakia – sebuah pengingkaran terhadap Perjanjian Muenchen dengan pihak Inggris-Prancis. Polandia dilibas Jerman dengan kekuatan 44 divisi, sementara Polandia memiliki 40 divisi ditambah 10 brigade pasukan berkuda yang terdiri dari 1,75 juta tentara, 935 pesawat terbang dan 500 tank yang kebanyakan usang. Gerakan ofensif Jerman mengandalkan kecepatan yang dibuka dengan kekuatan udaranya, lalu diikuti dengan penetrasi korps lapis bajanya yang dibidani oleh Jenderal Heinz Guderian. Ketika rencana ini dicetuskan Hitler ; reaksi Kepala Staff Umum Jenderal Franz Halder hanya setengah hati, dingin dan jauh dari antusias. Masalahnya Halder teringat mantan Kepala Staff Umum Jenderal Ludwig Beck yang digantikannya beberapa bulan sebelumnya, yang justru mengundurkan diri gara-gara protes terhadap agresi Jerman ke Cekoslowakia. Kini tiba giliran dirinya menghadapi situasi yang sama. Sayangnya selera agresi Hitler lebih terakomodasi oleh lemahnya sikap Perdana Menteri Inggris Neville Chamberlain dan Edouard Daladier Perdana Menteri Prancis dalam Perjanjian Muenchen. Dan kini Halder bersama Marsekal Walter von Brauchitsch, pucuk pimpinan angkatan bersenjata Jerman, mati-matian berusaha mengangkat isu reaksi Uni Soviet karena serbuan ke Polandia tentu akan memancing reaksi keras Josef Stalin. Adalah lebih baik Hitler mengurungkan niatnya ini. Tapi Hitler dengan enteng menepis hal itu dan malah mengkuliahi mereka berdua tanpa henti tentang konsep Kerajaan Ketiga (Third Reich) yang memerlukan lahan wilayah kekuasaan yang lebih luas sebagai ruang hidup, ketimbang tanah Jerman yang telah tersedia, buat menopang masa 1.000 tahun ke depan. Seperti biasa Hitler pun panjang lebar 'pidato' dan tanpa ada yang bisa menghentikannya. Hasilnya ? Seperti sudah-sudah, agresi Hitler tetap dilaksanakan. Yaitu dengan diterapkannya strategi jepitan ganda yang mematikan terhadap Polandia. Sayap kirinya, Grup Tentara Utara dipimpin oleh Marsekal Feodor von Bock dengan 630.000 personil dan sayap kanan Grup Tentara Selatan dipimpin Kolonel-Jenderal Gerd von Rundstedt dengan 886.000 personil ; kedua kekuatan dahsyat yang didukung dengan 2.000 pesawat tempur dan 1.700 tank menyerbu untuk menjepit Polandia. Dalam gerakan ini pusat kekuatan Polandia di Posen sengaja oleh Jerman diabaikan agar terputus logistiknya ; sehingga tidak akan mampu bergerak untuk mempertahankan Warsawa. Sementara Warsawa sendiri dijepit lagi dari arah utara oleh Tentara Ke-4 Pommerania dan Tentara Ke-3 Prusia Timur di bawah pimpinan Jenderal Walther von Reichenau. Di lain pihak Korps lapis baja Guderian terus menerobos memasuki Polandia. Setelah dua minggu, ia sudah tiba di benteng Bret Litowsk. Dan tiga hari kemudian, 17 September 1939, ia sudah bertemu dengan pasukan tank Jerman yang bergerak dari arah selatan di bawah von Rundstedt di Woldowa, di tepi Sungai Bug. Kini kekuatan Polandia terpotong-potong tanpa daya dan hanya menunggu waktu. Strategi Nazi Jerman ini dikemudian hari diistilahkan sebagai Blitzkrieg, Perang Kilat ; yang juga kembali diterapkan oleh Hitler untuk menyerbu Eropa Barat, Mei 1940. Ketika perlawanan Polandia kian dijinakan. Halder dan Brauchitsch sepaham untuk membiarkan Warsawa yang telah terisolasi untuk menyerah dengan sendirinya, mereka memastikan hal itu akan segera terjadi oleh sebab minimnya logistik yang artinya kelaparan masif terjadi pada penduduk Warsawa. Tapi Hitler ikut campur tangan dengan memerintahkan agar ibukota Polandia yang tak berdaya ini diluluh-lantakan oleh bom. Kedua petinggi militer ini protes keras. Sebab hal itu sungguh suatu hal yang biadab dan tak ada manfaatnya sama sekali dari segi pandang tradisi militer dan kemanusiaan. Tapi Hitler punya tujuan lain. Ia tidak ingin Warsawa jatuh utuh ke tangan Soviet. Masalahnya kini Stalin pun ikutan menyerbu Polandia dari arah timur pada tanggal 17 September. Ibaratnya membiarkan Jerman kerja keras, Stalin tinggal menanngguk hasil. Bagi Hitler lebih baik Warsawa dihancurkan hingga tidak memiliki nilai ekonomis buat Soviet. Di kemudian hari Halder mengatakan bahwa ia dan Brauchistch begitu marah sebab telah dibohongi Hitler dan Menteri Luar Negeri Joachim von Ribbentrop, yang notabene orang sipil dan para petualang politik ketimbang diri mereka berdua hasil didikan militer tradisional Jerman yang penuh disiplin. Karena ia dan Brauchitsch baru tahu saat di medan tempur Polandia bahwa antara Jerman dan Soviet ada Pakta Molotov-Ribbentrop, pakta non-agresi, tidak saling menyerang yang ditandatangani pada tanggal 23 Agustus 1939 di Moskwa. Polandia kendati kemudian kalah dengan menyerahnya garnisun terakhir dengan 17.000 personilnya di kota Kock tanggal 6 Oktober, tetap perlawanan yang amat heroik diberikan Polandia selama hampir satu bulan lebih dan bahkan menimbulkan kekaguman para petinggi Wehrmacht, seperti Guderian dan Halder sendiri. Kegigihan Polandia memang mengesankan soalnya pada tahun berikutnya Prancis, Belgia dan Belanda memperoleh giliran dilibas Jerman hanya mampu bertahan dalam hitungan hari. Berbeda dengan Polandia yang harus menghadapi dua raksasa saat itu, Nazi Jerman dan Uni Soviet. Sementara yang tidak kita ketahui sebenarnya Hitler sempat panik, ketika Inggris menyatakan perang pada tanggal 3 September dan beberapa jam kemudian diikuti oleh Prancis. Ia tidak menduga bahwa setelah sekian kali kedua negara itu bungkam seribu bahasa terhadap ulah agresi sebelumnya, kali ini buat Polandia urusannya sungguh berbeda. Kedua negara itu serentak menyatakan perang terhadap Nazi Jerman. " Apa yang harus kita perbuat ? " tanya Hitler berkali-kali kepada Ribbentrop dengan nada panik. Saat itu dalam ruang tunggu istana kekanseliran Berlin, Marsekal Hermann Goering menukas kepada seorang jenderal yang menunggu giliran sebab dipanggil Hitler : Kalau kita kalah perang ini, oh Tuhan kami ! Menteri Propaganda Dr Joseph Goebbels yang kebetulan berada di ruangan yang sama hanya terdiam membisu. Di lain pihak rakyat Jerman sendiri amat tidak antusias menyambut timbulnya perang dunia baru ini, berbeda ketika Perang Dunia I meletus pada tahun 1914, saat itu publik bersorak-sorai melambaikan tangannya ke arah barisan demi barisan tentara yang bergerak maju ke front tempur. Kini keadaan berbeda, rakyat Jerman dicekam rasa takut sekaligus ngeri sebab bayangan PD I masih belum hilang tuntas. Tampaknya kini semua orang di lingkar dalam Hitler teringat pidato protes Fritz Thyssen, industrialis alat berat Jerman ; yang nekad tampil sendirian di gedung Reichstag. Ia tercatat sebagai satu-satunya anggota Reichstag yang terang-terangan memprotes agresi Hitler. Dengan lantang ia meramalkan penyerbuan ke Polandia akan melahirkan perang dunia baru di Eropa. Untuk itu menurutnya, mesin perang Jerman tidaklah akan cukup untuk memenangkan peperangan yang akan terjadi. Dan Hitler adalah orang yang menyulut peperangan itu. Prediksi Thyssen terbukti benar – tanggal 8 Mei 1945, hampir selama enam tahun, untuk kedua kalinya sejak PD I, Jerman harus mengaku kalah terhadap Sekutu. sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/blitzkrieg-perang-kilat-ala-nazi.html |
Blitzkrieg – Perang Kilat ala Nazi Posted: 12 Apr 2011 12:00 AM PDT
Tanggal 1 September 1939 pukul 04.45 pagi, tembakan salvo kapal latih Jerman bernama Schleswig-Holstein yang ditujukan pada sebuah markas garnisun Polandia di Semenanjung Westerplatte mengawali pecahnya Perang Dunia (PD) II. Inilah puncak petualangan agresi Adolf Hitler setelah ia merobek Perjanjian Versailles tahun 1935, menganeksasi Austria pada Maret 1938 dan dalam bulan September masih pada tahun yang sama ; tentara Jerman menduduki Sudetenland serta sebagian wilayah Cekoslowakia. Dan Maret 1939, Jerman menyerbu seluruh wilayah Cekoslowakia – sebuah pengingkaran terhadap Perjanjian Muenchen dengan pihak Inggris-Prancis. Polandia dilibas Jerman dengan kekuatan 44 divisi, sementara Polandia memiliki 40 divisi ditambah 10 brigade pasukan berkuda yang terdiri dari 1,75 juta tentara, 935 pesawat terbang dan 500 tank yang kebanyakan usang. Gerakan ofensif Jerman mengandalkan kecepatan yang dibuka dengan kekuatan udaranya, lalu diikuti dengan penetrasi korps lapis bajanya yang dibidani oleh Jenderal Heinz Guderian. Ketika rencana ini dicetuskan Hitler ; reaksi Kepala Staff Umum Jenderal Franz Halder hanya setengah hati, dingin dan jauh dari antusias. Masalahnya Halder teringat mantan Kepala Staff Umum Jenderal Ludwig Beck yang digantikannya beberapa bulan sebelumnya, yang justru mengundurkan diri gara-gara protes terhadap agresi Jerman ke Cekoslowakia. Kini tiba giliran dirinya menghadapi situasi yang sama. Sayangnya selera agresi Hitler lebih terakomodasi oleh lemahnya sikap Perdana Menteri Inggris Neville Chamberlain dan Edouard Daladier Perdana Menteri Prancis dalam Perjanjian Muenchen. Dan kini Halder bersama Marsekal Walter von Brauchitsch, pucuk pimpinan angkatan bersenjata Jerman, mati-matian berusaha mengangkat isu reaksi Uni Soviet karena serbuan ke Polandia tentu akan memancing reaksi keras Josef Stalin. Adalah lebih baik Hitler mengurungkan niatnya ini. Tapi Hitler dengan enteng menepis hal itu dan malah mengkuliahi mereka berdua tanpa henti tentang konsep Kerajaan Ketiga (Third Reich) yang memerlukan lahan wilayah kekuasaan yang lebih luas sebagai ruang hidup, ketimbang tanah Jerman yang telah tersedia, buat menopang masa 1.000 tahun ke depan. Seperti biasa Hitler pun panjang lebar 'pidato' dan tanpa ada yang bisa menghentikannya. Hasilnya ? Seperti sudah-sudah, agresi Hitler tetap dilaksanakan. Yaitu dengan diterapkannya strategi jepitan ganda yang mematikan terhadap Polandia. Sayap kirinya, Grup Tentara Utara dipimpin oleh Marsekal Feodor von Bock dengan 630.000 personil dan sayap kanan Grup Tentara Selatan dipimpin Kolonel-Jenderal Gerd von Rundstedt dengan 886.000 personil ; kedua kekuatan dahsyat yang didukung dengan 2.000 pesawat tempur dan 1.700 tank menyerbu untuk menjepit Polandia. Dalam gerakan ini pusat kekuatan Polandia di Posen sengaja oleh Jerman diabaikan agar terputus logistiknya ; sehingga tidak akan mampu bergerak untuk mempertahankan Warsawa. Sementara Warsawa sendiri dijepit lagi dari arah utara oleh Tentara Ke-4 Pommerania dan Tentara Ke-3 Prusia Timur di bawah pimpinan Jenderal Walther von Reichenau. Di lain pihak Korps lapis baja Guderian terus menerobos memasuki Polandia. Setelah dua minggu, ia sudah tiba di benteng Bret Litowsk. Dan tiga hari kemudian, 17 September 1939, ia sudah bertemu dengan pasukan tank Jerman yang bergerak dari arah selatan di bawah von Rundstedt di Woldowa, di tepi Sungai Bug. Kini kekuatan Polandia terpotong-potong tanpa daya dan hanya menunggu waktu. Strategi Nazi Jerman ini dikemudian hari diistilahkan sebagai Blitzkrieg, Perang Kilat ; yang juga kembali diterapkan oleh Hitler untuk menyerbu Eropa Barat, Mei 1940. Ketika perlawanan Polandia kian dijinakan. Halder dan Brauchitsch sepaham untuk membiarkan Warsawa yang telah terisolasi untuk menyerah dengan sendirinya, mereka memastikan hal itu akan segera terjadi oleh sebab minimnya logistik yang artinya kelaparan masif terjadi pada penduduk Warsawa. Tapi Hitler ikut campur tangan dengan memerintahkan agar ibukota Polandia yang tak berdaya ini diluluh-lantakan oleh bom. Kedua petinggi militer ini protes keras. Sebab hal itu sungguh suatu hal yang biadab dan tak ada manfaatnya sama sekali dari segi pandang tradisi militer dan kemanusiaan. Tapi Hitler punya tujuan lain. Ia tidak ingin Warsawa jatuh utuh ke tangan Soviet. Masalahnya kini Stalin pun ikutan menyerbu Polandia dari arah timur pada tanggal 17 September. Ibaratnya membiarkan Jerman kerja keras, Stalin tinggal menanngguk hasil. Bagi Hitler lebih baik Warsawa dihancurkan hingga tidak memiliki nilai ekonomis buat Soviet. Di kemudian hari Halder mengatakan bahwa ia dan Brauchistch begitu marah sebab telah dibohongi Hitler dan Menteri Luar Negeri Joachim von Ribbentrop, yang notabene orang sipil dan para petualang politik ketimbang diri mereka berdua hasil didikan militer tradisional Jerman yang penuh disiplin. Karena ia dan Brauchitsch baru tahu saat di medan tempur Polandia bahwa antara Jerman dan Soviet ada Pakta Molotov-Ribbentrop, pakta non-agresi, tidak saling menyerang yang ditandatangani pada tanggal 23 Agustus 1939 di Moskwa. Polandia kendati kemudian kalah dengan menyerahnya garnisun terakhir dengan 17.000 personilnya di kota Kock tanggal 6 Oktober, tetap perlawanan yang amat heroik diberikan Polandia selama hampir satu bulan lebih dan bahkan menimbulkan kekaguman para petinggi Wehrmacht, seperti Guderian dan Halder sendiri. Kegigihan Polandia memang mengesankan soalnya pada tahun berikutnya Prancis, Belgia dan Belanda memperoleh giliran dilibas Jerman hanya mampu bertahan dalam hitungan hari. Berbeda dengan Polandia yang harus menghadapi dua raksasa saat itu, Nazi Jerman dan Uni Soviet. Sementara yang tidak kita ketahui sebenarnya Hitler sempat panik, ketika Inggris menyatakan perang pada tanggal 3 September dan beberapa jam kemudian diikuti oleh Prancis. Ia tidak menduga bahwa setelah sekian kali kedua negara itu bungkam seribu bahasa terhadap ulah agresi sebelumnya, kali ini buat Polandia urusannya sungguh berbeda. Kedua negara itu serentak menyatakan perang terhadap Nazi Jerman. " Apa yang harus kita perbuat ? " tanya Hitler berkali-kali kepada Ribbentrop dengan nada panik. Saat itu dalam ruang tunggu istana kekanseliran Berlin, Marsekal Hermann Goering menukas kepada seorang jenderal yang menunggu giliran sebab dipanggil Hitler : Kalau kita kalah perang ini, oh Tuhan kami ! Menteri Propaganda Dr Joseph Goebbels yang kebetulan berada di ruangan yang sama hanya terdiam membisu. Di lain pihak rakyat Jerman sendiri amat tidak antusias menyambut timbulnya perang dunia baru ini, berbeda ketika Perang Dunia I meletus pada tahun 1914, saat itu publik bersorak-sorai melambaikan tangannya ke arah barisan demi barisan tentara yang bergerak maju ke front tempur. Kini keadaan berbeda, rakyat Jerman dicekam rasa takut sekaligus ngeri sebab bayangan PD I masih belum hilang tuntas. Tampaknya kini semua orang di lingkar dalam Hitler teringat pidato protes Fritz Thyssen, industrialis alat berat Jerman ; yang nekad tampil sendirian di gedung Reichstag. Ia tercatat sebagai satu-satunya anggota Reichstag yang terang-terangan memprotes agresi Hitler. Dengan lantang ia meramalkan penyerbuan ke Polandia akan melahirkan perang dunia baru di Eropa. Untuk itu menurutnya, mesin perang Jerman tidaklah akan cukup untuk memenangkan peperangan yang akan terjadi. Dan Hitler adalah orang yang menyulut peperangan itu. Prediksi Thyssen terbukti benar – tanggal 8 Mei 1945, hampir selama enam tahun, untuk kedua kalinya sejak PD I, Jerman harus mengaku kalah terhadap Sekutu. sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/blitzkrieg-perang-kilat-ala-nazi.html |
10 seleb top yang masuk penyelidikan FBI Posted: 11 Apr 2011 11:00 PM PDT Ini adalah daftar selebriti-selebriti top yang aktivitasnya mendapat perhatian dari Federal Bureau of Investigation (FBI). Bukan hanya masalah pandangan politik saja yang menjadi perhatian tapi juga kehidupan sosialnya. Di antaranya yang mungkin sudah diketahui adalah Marilyn Monroe yang jadi obyek saat hidup termasuk pergaulannya dengan sejumlah tokoh-tokoh terkemuka, seputar kehidupannya, bahkan sampai kematiannya yang diduga tidak wajar itu.Bintang lainnya adalah Frank Sinarta, penyanyi terkenal yang disasuskan terkait dengan mafia, atau John Lennon yang sangat menentang perang Vietnam. Berikut 10 bintang terkenal itu dan kasusnya: 1.Marilyn Monroe Setelah kematiannya, FBI melakukan investigasi dengan banyak teori kemungkinan seputar kematian bintang terkenal yang didapati tewasover dosis. Termasuk menyelidiki kemungkinan bahwa penyebab Monroe bunuh diri karena kekasihnya seorang lelaki beristri, memutuskan hubungan dengannya. Diselidiki juga seputar desas desus keterkaitan kematian Monroe dengan sejumlah tokoh. Berkembangnya rumors bahwa agen ‘sayap kanan’ FBI dan CIA, bahkan Mafia mempunyai keterkaitan dengan kematian itu termasuk Robert F Kennedy yang konon mempunyai affair dengan perempuan sexy itu. 2. FRANK SINATRA kaitannya dengan Mafia 3. JOHN WAYNE dan gerakan antikomunis 4. ALBERT EINSTEIN, ILMUWAN, Diselidiki karena Komunis 5.JOHN LENNON 6. CHARLIE CHAPLIN, PELAWAK 7. LUCILLE BALL,PELAWAK, anggota Komunis 9. BAND THE BEACH BOYS berkaitan dengan Obat-obatan sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/10-seleb-top-yang-masuk-penyelidikan.html This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
10 seleb top yang masuk penyelidikan FBI Posted: 11 Apr 2011 11:00 PM PDT Ini adalah daftar selebriti-selebriti top yang aktivitasnya mendapat perhatian dari Federal Bureau of Investigation (FBI). Bukan hanya masalah pandangan politik saja yang menjadi perhatian tapi juga kehidupan sosialnya. Di antaranya yang mungkin sudah diketahui adalah Marilyn Monroe yang jadi obyek saat hidup termasuk pergaulannya dengan sejumlah tokoh-tokoh terkemuka, seputar kehidupannya, bahkan sampai kematiannya yang diduga tidak wajar itu.Bintang lainnya adalah Frank Sinarta, penyanyi terkenal yang disasuskan terkait dengan mafia, atau John Lennon yang sangat menentang perang Vietnam. Berikut 10 bintang terkenal itu dan kasusnya: 1.Marilyn Monroe Setelah kematiannya, FBI melakukan investigasi dengan banyak teori kemungkinan seputar kematian bintang terkenal yang didapati tewasover dosis. Termasuk menyelidiki kemungkinan bahwa penyebab Monroe bunuh diri karena kekasihnya seorang lelaki beristri, memutuskan hubungan dengannya. Diselidiki juga seputar desas desus keterkaitan kematian Monroe dengan sejumlah tokoh. Berkembangnya rumors bahwa agen ‘sayap kanan’ FBI dan CIA, bahkan Mafia mempunyai keterkaitan dengan kematian itu termasuk Robert F Kennedy yang konon mempunyai affair dengan perempuan sexy itu. 2. FRANK SINATRA kaitannya dengan Mafia 3. JOHN WAYNE dan gerakan antikomunis 4. ALBERT EINSTEIN, ILMUWAN, Diselidiki karena Komunis 5.JOHN LENNON 6. CHARLIE CHAPLIN, PELAWAK 7. LUCILLE BALL,PELAWAK, anggota Komunis 9. BAND THE BEACH BOYS berkaitan dengan Obat-obatan sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/10-seleb-top-yang-masuk-penyelidikan.html This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
10 seleb top yang masuk penyelidikan FBI Posted: 11 Apr 2011 11:00 PM PDT Ini adalah daftar selebriti-selebriti top yang aktivitasnya mendapat perhatian dari Federal Bureau of Investigation (FBI). Bukan hanya masalah pandangan politik saja yang menjadi perhatian tapi juga kehidupan sosialnya. Di antaranya yang mungkin sudah diketahui adalah Marilyn Monroe yang jadi obyek saat hidup termasuk pergaulannya dengan sejumlah tokoh-tokoh terkemuka, seputar kehidupannya, bahkan sampai kematiannya yang diduga tidak wajar itu.Bintang lainnya adalah Frank Sinarta, penyanyi terkenal yang disasuskan terkait dengan mafia, atau John Lennon yang sangat menentang perang Vietnam. Berikut 10 bintang terkenal itu dan kasusnya: 1.Marilyn Monroe Setelah kematiannya, FBI melakukan investigasi dengan banyak teori kemungkinan seputar kematian bintang terkenal yang didapati tewasover dosis. Termasuk menyelidiki kemungkinan bahwa penyebab Monroe bunuh diri karena kekasihnya seorang lelaki beristri, memutuskan hubungan dengannya. Diselidiki juga seputar desas desus keterkaitan kematian Monroe dengan sejumlah tokoh. Berkembangnya rumors bahwa agen ‘sayap kanan’ FBI dan CIA, bahkan Mafia mempunyai keterkaitan dengan kematian itu termasuk Robert F Kennedy yang konon mempunyai affair dengan perempuan sexy itu. 2. FRANK SINATRA kaitannya dengan Mafia 3. JOHN WAYNE dan gerakan antikomunis 4. ALBERT EINSTEIN, ILMUWAN, Diselidiki karena Komunis 5.JOHN LENNON 6. CHARLIE CHAPLIN, PELAWAK 7. LUCILLE BALL,PELAWAK, anggota Komunis 9. BAND THE BEACH BOYS berkaitan dengan Obat-obatan sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/10-seleb-top-yang-masuk-penyelidikan.html This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Kakek 85 Tahun Taklukkan Atlantik Posted: 11 Apr 2011 10:00 PM PDT
Sebagian orang bilang ini gila. Tetapi, apa lagi yang akan Anda lakukan pada usia seperti ini?. Dia ingin membuktikan, orang tua bisa menjalani petualangan yang berbahaya. Mereka juga ingin mengumpulkan dana untuk lembaga nonprofit WaterAid yang menyediakan air layak minum bagi masyarakat tak mampu. Uniknya, modal mereka berlayar diperoleh karena Smith ditabrak mobil hingga pinggangnya patah. “Saya dapat uang ganti rugi. Apa yang akan Anda lakukan dengan uang itu? Saya, sih, membeli perahu layar,” katanya. Mereka berangkat dari Kepulauan Canary setelah sempat tertunda sebulan karena cuaca buruk. Perahu itu dipenuhi makanan dan buah-buahan, termasuk jeruk, avokad, kentang, kubis, dan labu. Ketika roti yang mereka bawa habis, kapten David Hildred mulai memasak roti di oven. Kapal berlayar dengan kecepatan 4 knot, dan keempat awak menghabiskan waktu dengan bermain kartu atau membaca saat tak bertugas mengawasi arah kapal. Di tengah perjalanan, Smith merayakan ulang tahunnya ke-85 dengan kue cokelat yang dibuat dokternya, Andrew Bainbridge, di perjalanan. Mereka berencana mendarat di Bahama, tetapi terbawa angin ke St Maarten. “Ya, ini sukses. Berapa orang yang Anda tahu naik perahu layar melintasi Atlantik?” tanya Smith. English Version : Sailing 3,000 miles across the Atlantic is quite an accomplishment, but what these guys did was a bit more daring. First, they built their own tiny raft out of pipes tied together, and second, the four sailors proved that age is not a limiting factor: Talk about your ancient mariners! British adventurer Anthony Smith, 85, and a senior citizen crew have sailed their tiny raft, An-Tiki, some 3,000 miles from Portugal's Canary Islands to St. Martin in the Caribbean. They arrived this morning. Smith and his three-man crew wanted to show what the elderly can do when they set their minds and hearts to it. According to the adventure newsletter Expedition News, Smith's latest escapde began more than three years ago when he placed the following advertisement in a London newspaper, The Daily Telegraph: “Fancy rafting across the Atlantic? Famous traveler requires 3 crew. Must be OAP [Old Age Pensioner]. Serious adventurers only.” He got hundreds of eager replies from men fed up with gardening and playing bridge with their wives. sumber This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
You are subscribed to email updates from Berita Aneh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar