Minggu, 27 Maret 2011

Detik Pos Indonesia

Detik Pos Indonesia


Kisruh Kongres PSSI di Riau Pekanbaru Bukti FIFA Mencla-mencle!

Posted: 26 Mar 2011 05:25 PM PDT

DETIKPOS.net - Seperti sudah menjadi ketentuan, semua yang berkaitan dengan kelembagaan PSSI selalu berujung pada konflik dan kontroversi. Bukti paling anyar adalah kisruh di Kongres PSSI Pekanbaru, Sabtu (26/3/2011). Kongres yang beragenda membentuk Komite Pemilihan dan Komite banding serta sosialisasi PO itu dihentikan karena adanya intervensi pihak ketiga.

Apa yang menjadi sebab kisruh demi kisruh yang terus-terusan mendera PSSI hingga seorang Presiden SBY berujar lelah melihat konflik kepengurusan induk sebuah olahraga tanah air? Tak tegasnya FIFA selaku lembaga otoritas tertinggi dunia di bidang sepakbola ikut andil dalam kemelut panjang yang akhirnya malah membuat prestasi di Timnas Indonesia jalan di tempat.

Ingat kisruh soal hasil rapat Exco FIFA tahun 2007 yang sejatinya memberi keputusan agar pribadi yang terlibat kasus hukum tak lagi menjabat selaku ketua lembaga pesepakbolaan? Keputusan yang secara resmi disiarkan di situs resmi FIFA dan diakui langsung keberadaannya oleh Presiden FIFA, Joseph Sepp Blatter.

Pun begitu, apa tindakan FIFA? Nothing! Lembaga yang menyebut dirinya bebas intervensi dari pihak manapun tersebut malah membiarkan sosok Nurdin Halid. FIFA seolah bergeming atas kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI hingga secara de facto tetap diterima disejumlah acara resmi FIFA hingga akhirnya kini legalitas Nurdin kembali diungkit termasuk oleh FIFA sendiri.

Kini setelah berbagai pernyataan dan tegasan, PSSI kembali melaksanakan kongres yang diklaim mengikuti Standard Electoral Code sebagai acuan pembentukan Peraturan Organisasi (PO). Nyatanya, seperti diungkapkan oleh Ketua Komisi Sports and Law KOI Timbul Thomas Lubis setelah menelepon langsung Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA Thierry Regenass, Jumat (25/3/2011) silam, PO tersebut lagi-lagi tak sesuai dengan aturan FIFA.

Regenass, dikatakan Timbul, sangat menyayangkan Peraturan organisasi (PO) tersebut.

"Saya telepon dia (Regenass) tiga jam yang lalu. FIFA tidak setuju dengan PO karena tidak sesuai dengan Electoral Code FIFA. Dia bilang PO itu sangat menyedihkan dan jelek sekali. Kata dia, kalau mengikuti Electoral Code sudah jelas," kata Timbul.

Pun begitu, alih-alih memberikan rekomendasi dan keputusan untuk membenahi dulu draft PO yang sesuai aturan, FIFA dan AFC tetap mengirimkan wakilnya untuk menghadiri kongres PSSI tersebut sebelum akhirnya di'kudeta' oleh pihak ketiga. Baik Nurdin maupun perwakilan FIFA dan AFC dikabarkan menghindar ke Singapura terkait kisruh di Pekanbaru.

Bagaimana langkah FIFA atas kisruh kali ini? Yang jelas polemik akan kian rumit. Pemilik suara mayoritas di Kongres PSSI telah menetapkan hasil nama-nama Kongres untuk menjalankan fungsi dalam Komite Pemilihan dan Komite Banding.

Adapun kubu pengurus PSSI dikabarkan akan mengulang kongres yang kisruh tersebut. Artinya bakal ada dua susunan keanggotaan Komite Pemilihan dan Komite Banding sebelum melangkah ke Kongres PSSI yang beragenda pemilihan Ketua PSSI.

Hasil kongres mana yang akan disahkan oleh FIFA? Keterlibatan dari pihak manapun, termasuk dari pemerintah akan dianggap 'haram' dan dinilai sebagai bentuk intervensi. Akankah FIFA kembali mencla-mencle? Jika begini terus pantas saja bila seorang presiden berujar lelah atas konflik yang terjadi! [tribunnews/ris]

Blog Berita Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar