Selasa, 20 Maret 2012

Berita Aneh

Berita Aneh


Nazaruddin Belum Pasti Hadiri Sidang

Posted: 19 Mar 2012 05:03 AM PDT

Maria Natalia | A. Wisnubrata | Senin, 19 Maret 2012 | 11:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Terdakwa kasus suap proyek Wisma Atlet untuk SEA Games, Muhammad Nazaruddin saat ini masih meringkuk sakit di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat. Kuasa hukum Nazaruddin, Hotman Paris yang baru saja datang untuk mengunjungi Nazar mengaku ia belum mengetahui kondisi terakhir kesehatan kliennya.

“Ini saya datang pertama ke kamarnya dulu mengecek status mediknya Nazar yang terakhir dan hasil cek dari dokter yang terakhir,” ujar Hotman saat tiba di RS Abdi Waluyo, Jakarta, Senin (19/3/2012).

Hotman belum dapat memastikan apakah Nazaruddin dapat memenuhi jadwal persidangannya di pengadilan tindak pidana korupsi hari ini. Ia dijadwalkan mengikuti sidang pemeriksaan terdakwa pada pukul 13.00 WIB.

“Saya belum bisa pastikan.Saya harus lihat dulu apa hasil terakhir situasi kesehatannya. Baru bisa saya terangkan,” sambung Hotman.

Sebagaimana diberitakan, Nazaruddin terbaring sakit sejak beberapa hari lalu. Mantan Bendahara Partai Demokrat itu dikawal 10 petugas KPK dan petugas Rumah Tahanan Cipinang. Ia menderita luka pada usus besar dan usus 12 jarinya. Nazaruddin juga didiagnosis memiliki riwayat jantung koroner dan syaraf yang bisa mengakibatkan serangan stroke.

View the original article here

Polri Selidiki Dugaan Upaya Kudeta

Posted: 19 Mar 2012 04:59 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, kepolisian melakukan penyelidikan untuk menindaklanjuti pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa ada kelompok-kelompok yang ingin menggulingkan pemerintahan yang sah.

“Kami semua berangkat dari penyelidikan dan masih dikembangkan,” kata Kapolri singkat kepada para wartawan di sela-sela acara penyerahan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan orang pribadi tahun pajak 2011 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (19/3/2012).

Adanya upaya penggulingan disampaikan Presiden, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, di hadapan para kader di kediamannya di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/3/2012). Presiden tak menyebut secara rinci kelompok tersebut. Hanya saja, kelompok tersebut dikatakan merupakan orang-orang yang ingin menjadi presiden dan wakil presiden secara tidak konstitusional.

“Terhadap ancaman dan tekanan seperti itu, saya akan tetap menjaga konstitusi, menjalankan pemerintahan, dan terus memajukan kehidupan masyakarat kita. Saya tak akan terpengaruh dan gentar dalam menghadapi ancaman-ancaman seperti itu,” kata Presiden

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, ancaman penggulingan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono adalah nyata. Ancaman ini telah berlangsung sejak lama. “Orangnya kebanyakan itu-itu juga,” kata Ramadhan.

View the original article here

JAT Kembali Disebut Terlibat Terorisme

Posted: 19 Mar 2012 04:56 AM PDT

Sandro Gatra | A. Wisnubrata | Senin, 19 Maret 2012 | 13:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Organisasi bentukan terpidana Abu Bakar Ba’asyir, yakni Jamaah Anshorud Tauhid, kembali disebut terlibat dalam terorisme. Lima terduga teroris yang tewas ditembak tim Densus 88 Anti Teror di dua lokasi di Bali disebut tergabung dalam JAT.

“Kalau teroris di Solo sama di CIMB Niaga dari mana itu? Kan, JAT,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai sebelum rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, Senin (19/3/2012), ketika ditanya apakah ada dugaan mereka tergabung dalam JAT.

Sebelumnya, lima orang terduga teroris yang tewas di Bali disebut tergabung dalam kelompok yang melakukan perampokan Bank CIMB Niaga di Sumatera Utara dan pengeboman di Solo, Jawa Tengah.

Mereka yang dilumpuhkan di daerah Gunung Sapotan, Denpasar, adalah Hn (32 tahun, asal Bandung), Ag (30). Adapun tersangka di Jalan Danau Poso, Sanur, adalah UH alias Kapten, DD, dan M alias Abu Hanif (30).

Dalam RDP, Ansyaad menyebut tiga kelompok besar yang tetap berpotensi melakukan aksi teror di Indonesia. Selain JAT, ada pula Jamaah Islamiah (JI) dan Negara Islam Indonesia (NII).

“JAT itu jaket baru dari JI. Orangnya-orangnya, tokoh-tokohnya itu-itu juga, pimpinannya itu juga. JI anak kandung dari NII. Hari ini yang (disergap) di Bali (kelompok) itu-itu juga,” ucap Ansyaad.

View the original article here

Kapolri: Teroris Bali Terkait Perampokan CIMB Niaga

Posted: 19 Mar 2012 04:51 AM PDT

Hindra Liu | A. Wisnubrata | Senin, 19 Maret 2012 | 13:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo mengatakan, lima teroris yang ditembak di dua lokasi di Denpasar, Bali, pada hari Minggu (18/3/2012), terkait dengan jaringan teroris Medan yang melakukan perampokan di Bank CIMB Niaga pada 2011. Penggerebekan ini, sambung Kapolri, juga tak lepas dari pengembangan penyidikan polisi di TKP di Medan.

“Tentunya ini berangkat dari TKP yang ada di Medan,” kata Kapolri kepada para wartawan di sela-sela acara penyerahan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi tahun pajak 2011 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (19/3/2012).

Jenderal bintang empat ini mengatakan, polisi terus melakukan pengembangan pengejaran jaringan terorisme ini. Kapolri mengatakan, polisi akan melakukan penegakan hukum.

Ketika ditanya apakah orang yang berhasil kabur pada penggerebekan hari ini, Kapolri mengatakan masih menunggu laporan dari lapangan. Pada kesempatan itu, Kapolri meminta masyarakat untuk bersikap tenang.

Sebelumnya, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar memberikan pernyataan serupa dengan Kapolri. Menurutnya kelima orang yang ditembak mati adalah pelaku dalam perampokan di CIMB Niaga, Medan yang masuk dalam daftar pencarian orang di Kepolisian RI.

Dua pelaku yang ditembak di Jalan Gunung Sapotan Denpasar adalah HN (DPO CIMB Medan) umur 32 tahun asal Bandung dan AG umur 30 tahun, bertempat tinggal di Jimbaran. Sementara itu, di tempat kejadian peristiwa di Jalan Danau Poso, Sanur, Denpasar tersangkanya adalah UH alias Kapten, DD 27 tahun, asal Bandung, Jawa barat, dan M alias Abu Hanif, umur 30 asal Makassar.

“Lima pelaku kejahatan akan melakukan aksi teror dan perampokan money changer juga toko emas di beberapa tempat di Bali. Mereka telah di pantau dalam sebulan terakhir,” jelas Boy melalui pesan singkat kepada wartawan, Minggu malam.

Menurutnya, lima orang tersebut tewas karena melakukan perlawanan terhadap kepolisian yang akan meringkus mereka. Baku tembak terjadi antara polisi dengan pelaku, sebelum akhirnya dilumpuhkan.

Mereka menggunakan senjata api pistol untuk melawan polisi. Adapun beberapa tempat yang telah disurvei para pelaku perampokan ini untuk menjalankan aksi mereka diantaranya toko mas Uluwatu, Bali money changer, dan cafe Lavida Loca.

Dari penangkapan ini polisi menyita 2 pucuk senpi FN, 1 pucuk sapotan, 1 pucuk di Jalan Danau Poso, 2 magazene dan peluru 48 butir 9 mm, serta cebo penutup wajah untuk menutup wajah mereka saat melakukan aksi perampokan.

View the original article here

BNPT: Bali Cukup Aman

Posted: 19 Mar 2012 04:47 AM PDT

Sandro Gatra | A. Wisnubrata | Senin, 19 Maret 2012 | 12:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai menjamin wilayah Bali tetap aman untuk dikunjungi wisatawan. Pihaknya masih terus memburu buronan teroris lain yang bersembunyi di Bali maupun wilayah lain.

“Cukup aman. Ini kan (para buronan teroris) sudah berhasil dilumpuhkan,” kata Ansyaad sebelum rapat dengar pendapat di Komisi III DPR, Senin (19/3/2012).

Meski BNPT menilai Bali tetap aman, Ansyaad tak dapat melarang jika ada negara lain mengeluarkan peringatan lawatan (travel warning) di Bali. Pihaknya akan berusaha menangkap buronan lain sebelum melakukan teror.

Ansyaad menyebut masih banyak buronan teroris yang tergabung dalam kelompok yang merampok Bank CIMB Niaga di Medan dan pengeboman di Solo yang bersembunyi di wilayah Bali. Ada pula yang telah keluar dari Bali. Mereka, kata dia, juga memegang senjata api.

Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror menembak mati lima terduga teroris di dua lokasi di Bali. Mereka yang dilumpuhkan di daerah Gunung Sapotan, Denpasar, adalah Hn (32 tahun, asal Bandung), dan Ag (30). Adapun tersangka di Jalan Danau Poso, Sanur, adalah UH alias Kapten, DD, dan M alias Abu Hanif (30).

Saat ditangkap para pelaku merencanakan perampokan di Bali Money Changer di Jalan Sriwijaya, Kuta, dan toko emas di Uluwatu, Jimbaran. Dari tangan para pelaku disita 2 pucuk senjata api FN, 2 magasin, 48 butir peluru kaliber 9 mm, dan penutup wajah.

“Kalau itu (penyergapan) terlambat sedikit, Anda bisa bayangkan gaungnya itu. Mercon saja udah luar biasa,” kata Ansyaad.

View the original article here

Kalla Siap Maju Jadi Capres, asal…

Posted: 19 Mar 2012 04:43 AM PDT

Kalla Siap Maju Jadi Capres, asal…

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, menyatakan siap maju dalam Pemilihan Umum Presiden 2014, asal mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat Indonesia, dan juga diusung partai politik.

“Pemilih kan masyarakat. Kalau didukung, tentu saya siap maju. Kita harus menghormati dukungan itu. Niat baik itu tentu harus dibalas dengan niat baik pula,” kata Jusuf Kalla di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (19/3/2012).

Menurut dia, calon presiden dan wakil presiden tidak bisa melalui jalur independen, dan harus mendapat dukungan dari partai politik. “Sekali lagi, saya siap maju kalau didukung masyarakat, dan ada dukungan partai politik,” ujar Kalla.

Penegakan hukum
Menyinggung soal penegakan hukum di Tanah Air, Kalla menilai bahwa aparat penegak hukum Indonesia memiliki pekerjaan rumah untuk mengungkap kasus besar yang merugikan negara. Misalnya, kasus Nazaruddin, Bank Century, dan cek pelawat yang diduga melibatkan mantan Deputi Senior Bank Indonesia, Miranda S Goeltom.

“Aparat penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan, dan Kepolisian harus segera menangani pekerjaan rumah, menangani korupsi di Indonesia, khususnya kasus-kasus besar,” kata Kalla.

Kalla juga mengatakan, masyarakat harus mengawal kasus besar dan memberikan dukungan kepada aparat penegak hukum, khususnya KPK yang sedang menangani kasus korupsi besar di Indonesia. “Kasus-kasus besar ini dalam proses penyidikan KPK. Kita tunggu saja hasilnya,” kata Kalla.

View the original article here

KPK Diminta Periksa Saksi Kunci Angie dan Koster

Posted: 19 Mar 2012 04:38 AM PDT

KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHIHotman Paris Hutapea.

JAKARTA, KOMPAS.com – Hotman Paris, kuasa hukum terdakwa kasus suap Proyek Wisma Atlet mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa dua staf dari Angelina Sondakh dan I Wayan Koster yang menerima uang titipan dari dari Permai Grup, perusahaan milik Muhammad Nazaruddin.

Pasalnya, para staf anggota DPR RI itu yang diduga mengetahui kebenaran pemberian Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar untuk atasan mereka. “Stafnya Koster. Itu orang sudah hilang. Di mana dia. Tapi sampai sekarang enggak di BAP sama penyidik. Angie juga begitu, katanya Yulianis uang untuk Angie yang menerima Jefry namanya. Staf Angie. Itu apakah sampai sekarang sudah diperiksa KPK? Staf-stafnya itu yang harus diperiksa,” kata Hotman di Jakarta, Senin (19/3/2012).

Menurut Hotman, jika dua orang tersebut tidak diperiksa maka kemungkinan besar KPK sulit membuktikan aliran dana pada Angie dan Koster. Apalagi, dua orang itu sudah membantah berkali-kali keterangan Yulianis dalam persidangan kasus suap Wisma Atlet. “Kalau tidak diperiksa ya terputuslah jalur menuju keduanya. Koster saja sampai sekarang belum jadi tersangka,” pungkas dia.

Seperti yang diketahui, keterangan soal dua staf Angie dan Koster ini terungkap dalam kesaksian mantan Wakil Direktur Keuangan PT Permai Grup, Yulianis. Menurut Yulianis, uang yang diterima langsung oleh Koster itu diantarkan pegawai PT Permai Grup bernama Dewi. Sedangkan uang yang diberikan melalui staf Koster diantarkan sopir Yulianis bernama Luthfi. Sementara Angie menerima melalui Jefry.

Yulianis mengatakan, uang untuk Koster tersebut satu paket dengan uang untuk Angelina Sondakh. PT Permai Grup mengeluarkan uang Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar untuk Koster dan Angelina atas permintaan Mindo Rosalina Manulang. Pengeluaran uang itu atas seizin pemilik Permai Grup, Muhammad Nazaruddin.

View the original article here

Anak Buah Imam Samudera Tewas Ditembak di Bali

Posted: 19 Mar 2012 04:35 AM PDT

Muhammad HasanudinTim Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar melakukan olah TKP pasca penggrebekan sebuah Bungalow di Jalan Danau Poso, Sanur, Minggu (18/03/2012) yang menewaskan 3 terduga teroris.

JAKARTA, KOMPAS.com- Tersangka Hilman, pelaku kejahatan terorisme di Denpasar, Bali, yang tertembak, merupakan anak buah Imam Samudera, terpidana mati kasus terorisme. Tersangka juga pernah bertemu dengan pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid.

Demikian disampaikan Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Petrus Golose di Jakarta, Senin (19/3/2012). “Salah satu anggota kelompok yang tertembak, Hilman, anak buah Imam Samudera,” kata Golose.

Hilman diduga terlibat dalam kasus penembakan aparat kepolisian dan perampokan bank CIMB di Medan. “Ia juga pernah bertemu dengan pimpinan Jamaah Ashorud Tauhid,” tutur Golose.

View the original article here

SBY Merasa Diancam, Apa Komentar Kalla

Posted: 19 Mar 2012 04:30 AM PDT

Sutarmi | Glori K. Wadrianto | Senin, 19 Maret 2012 | 11:28 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengeluhkan adanya ancaman dan makian yang diterima keluarganya melalui layanan pesan singkat seluler (SMS). Bahkan, Presiden mengaku kerap menjadi sasaran tembak. Keselamatan diri dan keluarganya pun terancam.

Lantas apa komentar mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, tentang “curhat” Presiden tersebut? “Saya kira itu menjadi tugas Paspampres. Semua Presiden ada ancaman dan risikonya, makanya ada Paspampres,” kata Jusuf Kalla di sela-sela International Conference on Sustainable Innovation, Senin (19/3/2012) di Yogyakarta.

Namun, Jusuf Kalla merasa tidak ada ancaman terhadap Presiden saat ini. “Ya, mana ada itu!” Kalla menanggapi pertanyaan wartawan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden mengungkapkan ancaman yang dirasakannya dan juga sang istri, Kristiani Yudhoyono, di hadapan para kader Partai Demokrat di kediamannya di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Minggu.

Pernyataan itu pun ditegaskan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan. Menurut Ramadhan, ancaman terhadap Presiden dan keluarga adalah nyata dan sudah berlangsung lama. “Orangnya kebanyakan itu-itu juga,” kata Ramadhan di Puri Cikeas, kemarin.

View the original article here

Sakit, Nazaruddin Tetap Penuhi Jadwal Sidang

Posted: 19 Mar 2012 04:25 AM PDT

Maria Natalia | A. Wisnubrata | Senin, 19 Maret 2012 | 12:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus suap proyek Wisma Atlet untuk SEA Games, Muhammad Nazaruddin, mengikuti sidang pemeriksaan dirinya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi hari ini, Senin (19/3/2012). Nazaruddin hadir setelah mendapatkan izin dari dokter Rumah Sakit Abdi Waluyo.

Nazaruddin dibawa keluar rumah sakit pada pukul 12.00 WIB. Mengenakan kemeja batik warna biru, Nazaruddin tidak bersedia berbicara kepada wartawan. Ia berjalan menunduk dan langsung menaiki mobil tahanan KPK.

“Nazaruddin masih sakit tapi tadi setelah diskusi panjang lebar dengan Jaksa dan penyidik KPK, dokter akhirnya memberi keterangan bisa pulang, tapi harus rawat jalan,” ujar kuasa hukum Nazaruddin, Hotman Paris usai menjenguk kliennya.

Menurutnya, sebelum dibawa ke pengadilan, Nazaruddin terlebih dahulu akan dibawa ke Rumah Tahanan Cipinang tempat ia ditahan dan bertemu dengan Kepala Rutan Cipinang. Ini untuk mengantongi izin bahwa ia akan mengikuti sidangnya siang ini.

“Setelah itu, kita ke sidang. Nanti kita bersama penyidik meminta hakim agar sidangnya tidak sampai full. Karena ini jadwalnya sidang pemeriksaan terdakwa. Semua pertanyaan akan ditanyakan dari keterangan saksi. Itu tidak bisa, karena dia masih sakit. Itu bisa enam jam. Secara kemanusiaan tidak bisa,” kata Hotman.

Hotman akan meminta agar sidang pemeriksaan Nazaruddin dipindah hari Rabu (21/3/2012). Hotman membantah bahwa mantan Bendahara Umum Demokrat itu sengaja menghindari sidang pemeriksaannya hari ini.

“Ini bukan menghindar. Dia kan selama ini selalu penuhi jadwal sidang biarpun sakit. Tidak bisa dihindari sidangnya, kan sudah mau tuntutan dan vonis juga. Ini kita hanya minta pertimbangan hakim, kalau bisa hari Rabu baru diperiksa” kata Hotman.

Nazar saat ini menurut Hotman mengalami sakit infeksi pada usus besar dan usus 12 jari. Ia akan menjalani rawat jalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dokter.

View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar