koran terbaru - berita seputar indonesia |
- Beredar Video Rihanna feat. Fatin Shidqia Lubis ( X Factor Indonesia ) – Diamonds
- Rambut, Senyum dan Aksi Suherman Curi Perhatian di Homeless World Cup 2012
- Belajar Menjadi Sebuah Tim Indonesia dari Homeless World Cup
- Media Eropa Beritakan Kabar Sheva ke Mitra Kukar
- Kualifikasi Piala Asia 2015: Indonesia Tergabung di Grup Maut
- Gavin Kwan Adsit, Mantan Pemain Timnas U16 Coba Tapaki Karir Profesional Di Eropa
- Bangga Sebagai Orang Indonesia, Jack Brown Dipuji Sir Alex
- Anak Indonesia Jadi Yang Terbaik di Akademi MU
- Berjuanglah di Dubai, lalu di Negeri Sendiri
- Cristiano Ronaldo Jadi Pemain Cadangan di El Clasico?
Beredar Video Rihanna feat. Fatin Shidqia Lubis ( X Factor Indonesia ) – Diamonds Posted: 01 Mar 2013 08:06 PM PST Pagi ini ada agan kaskus yang posting video Rihanna feat. Fatin Shidqia Lubis ( X Factor Indonesia ) – Diamonds. Kreatif bener kaskuser yang bernama njangiel.judez ini. Simak Video Rihanna feat. Fatin Shidqia Lubis ( X Factor Indonesia ) – Diamonds berikut ini: Morning Kaskuser,nie tread pertama ane smoga berhasil diliat,maklum masih newbie semoga agan terhibur dg suara sexy gadis belia ini.. cekibrottt.. Sumber: http://www.kaskus.co.id/post/513172b8572acf293b00000f#post513172b8572acf293b00000f Ada lagi yang versi kapanlagi.com: Sempat dianggap menurun penampilannya, Fatin Sidqia Lubis kembali pada penampilan terbaiknya sejak membawakan lagu Diamonds milik Rihanna, Jumat (15/2) lalu di X Factor Indonesia. Lagu ini dianggap cocok dengan karakter suara yang dimiliki Fatin. Tak heran bila Fatin mendapat pujian dari berbagai pihak. Penampilan Fatin yang gemilang mendorong seorang fans untuk me-mix dua suara penyanyi, yakni Fatin dan sang pemilik lagu, Rihanna. Tentu saja kedua penyanyi ini tidak berduet secara nyata. Kolaborasi ini murni bentuk kreativitas salah satu fans. Di video ini tampak suara Fatin mendominasi dengan balutan suara Rihanna. Bahkan sang pengunggah video, Tryas Diharjo sengaja mengkombinasikan video penampilan Fatin dengan Rihanna. Yup, ini memang murni sebuah apresiasi dari fans, tapi siapa tahu suatu saat kesempatan itu benar-benar datang, Fatin feat. Rihanna Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
Rambut, Senyum dan Aksi Suherman Curi Perhatian di Homeless World Cup 2012 Posted: 01 Mar 2013 09:13 AM PST Mexico City – Salah satu pemain Indonesia di ajang Homeless World Cup 2012, Suherman, menyita perhatian berkat gaya yang nyentrik, senyum yang selalu terkembang, dan aksi yang tangkas.Mexico City – Salah satu pemain Indonesia di ajang Homeless World Cup 2012, Suherman, menyita perhatian berkat gaya yang nyentrik, senyum yang selalu terkembang, dan aksi yang tangkas. Penampilan Suherman di lapangan memang begitu mudah dikenali. Berdiri di depan gawang Indonesia, ia seperti anak punk dengan potongan rambut mohawk-nya, dan dicat warna-warni pula. Meski demikian, pria yang oleh teman-temannya dijuluki “Si Phiton” itu tidak terlihat “sangar”. Sebaliknya, ia selalu tersenyum dalam berbagai momen, termasuk saat Indonesia bertanding melawan Peru di putaran pertama grup. Walaupun timnya kalah 3-6, tapi Suherman mendapat “penghargaan” khusus dari wasit asal Australia, Harry Millas, yang terkesan dengan spirit dia. Menurut sang wasit, senyum Suherman adalah inspirasi bagi banyak orang, karena dalam keadaan menang maupun kalah ia tetap tersenyum. Millas pun menghadiahi Suherman sebuah peluit spesial, yang menurut dia cuma ada 18 buah di dunia. Senyum dan gaya nyentrik Suherman juga menjadi perbincangan di beberapa media di Meksiko. Sseorang reporter Canal Uno, sebuah jaringan TV swasta di Meksiko, menyebutkan bahwa rambut Suherman begitu identik dengan Indonesia, yang pemain-pemainnya relatif bertubuh kecil tetapi selalu menang dalam setiap pertandingan. Suherman terpilih ke dalam tim Indonesia yang diwakili LSM nirlaba Rumah Cemara melalui League Of Change (LOC) yang diadakan di Bandung pada Februari lalu. Ia mengaku tidak menyangka bisa terpilih dari seleksi yang melibatkan sekitar 80 orang orang delapan provinsi tersebut. “Saya nggak nyangka bisa lolos dan masuk tim inti HWC untuk bela Indonesia. Saya malahan nggak pernah mimpi bisa naik pesawat terbang sampai Meksiko,” tutur Suherman. Selain senang dan bangga, pria asal Bandung itu mengaku amat terkesan dengan pengalaman yang dia peroleh di hari-hari pertamanya di Meksiko. Iklim panas dan kering membuatnya mimisan beberapa kali. Oksigen yang tipis membuatnya gampang kelelahan. “Di Meksiko ini, main bola 7 menit serasa main satu jam. Energi saya cepat sekali habis.” Suherman dan juga rekan-rekannya juga menegaskan tekadnya untuk bermain sebaik mungkin dan sekuat tenaga untuk mencapai prestasi setinggi mungkin. “Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mempersembahkan yang terbaik untuk Merah Putih,” cetusnya. Suherman juga berharap sekembalinya di tanah air, kaum miskin kota, kaum pecandu, penderita AIDS dapat menjadi manusia yang lebih baik, dan masyarakat tidak memandang mereka sebelah mata ataupun sebagai sampah masyarakat. “Kami yang selama ini termarjinalkan adalah juga manusia yang bisa berbuat salah. Tapi kami juga dapat dan mampu kembali menjadi manusia yang lebih baik,” imbuhnya. * Laporan dan foto oleh Fitra Ismu Kusumo, WNI yang tinggal di Meksiko. ( a2s / krs ) Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
Belajar Menjadi Sebuah Tim Indonesia dari Homeless World Cup Posted: 01 Mar 2013 09:10 AM PST Kedelapan laki-laki itu masih hidup dalam stigma dan diskriminasi. Bagi kaum miskin kota dan atau pecandu narkoba dan pengidap virus AIDS/HIV — mereka berasal dari kalangan ini –, apapun yang mereka lakukan sering kali masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat, bahkan dianggap sampah, walaupun mereka terus berusaha untuk keluar dari dunia itu. “Inilah salah satu tujuan besar kami, Rumah Cemara dan rekan-rekan LSM serupa, bahwa mereka kaum marjinal, bisa hidup di Indonesia tanpa stigma dan diskriminasi. Mereka juga tidak mau miskin, mereka telah menyadari betapa narkoba telah merusak kehidupan mereka. Tapi mereka tetap punya hak untuk menjalani hidup yang lebih baik,” tutur Febby Arhemsyah, manajer tim HWC Indonesia, dalam perbincangan dengan detiksport di Bandung kemarin. Ketika olahraga (sepakbola) menjadi sebuah kesempatan untuk berubah, kedelapan pria itu tak menyia-nyiakannya. Dengan sebuah kemampuan memainkan si kulit bundar, mereka terpilih melalui turnamen seleksi bertajuk League of Change, yang diikuti 80 orang dan digelar di delapan kota pada Februari lalu. Rumah Cemara, yang sejak dua tahun lalu diundang Homess World Cup untuk mengurus tim dari Indonesia, pun mencalonkan mereka sebagai anak-anak negeri yang akan berpartisipasi di turnamen “orang pinggiran” itu. Sampai situ perjalanan masih jauh. Uang adalah, dan selalu sering menjadi masalah. Apalagi untuk sekelompok orang “marjinal”. Kenyataannya, biarpun membawa nama negara, mereka tidak mendapatkan bantuan sepeser pun dari instansi resmi yang menaungi olahraga dan sepakbola. Seperti dari awal diberitakan, proposal yang dikirim Rumah Cemara ke Kementerian Pemuda dan Olahraga serta PSSI, kembali tanpa sebuah kuitansi. “Saya pikir, wajar saja kalau kami berharap bisa memperoleh dukungan materil dari mereka, karena kami ini membawa nama negara melalui olahraga. Jangan lupa, tahun lalu pun (di Paris), tanpa gembor-gembor, kita bisa menjadi tim peringkat keenam di sana,” ujar Febby. Uang rakyat Maka estimasi biaya Rp 500 juta pun harus dicari ke sana-sini — pihak penyelenggara hanya menanggung urusan akomodasi dan konsumsi. Sebuah gerakan sosial dicetuskan: #1000untuk1. Jika satu orang saja cukup menyumbang seribu perak, kalau bisa mencapai 500 ribu dari ratusan juta orang, maka uang itu bisa terkumpul, dan tim bisa berangkat. Gerakan itu ternyata mendapat respon luar biasa. Menurut keterangan Rumah Cemara, dari bantuan masyarakat mereka memperoleh sumbangan sekitar Rp 150 juta. Mereka pun beruntung karena beberapa sponsor masuk, antara lain Bank Jabar Banten dan Pertamina. Yang tak kalah menarik, sumbangan yang mereka terima tidak semata-mata uang. Sebuah perusahaan travel menyediakan armada kendaraannya untuk antarjemput tim termasuk ke bandara. Juga ada yang khusus menyumbang perlengkapan bertanding, mulai dari jersey, training, dan sepatu. “Terus terang, ada beban tersendiri yang kami rasakan. Ini uang masyarakat, Mas. Kami bisa naik pesawat, pergi ke luar negeri, itu karena dana dari masyarakat. Saya ngomong seperti ini bukan untuk belagu-belaguan. Biar gini-gini kami pun sadar bahwa ini sebuah tanggung jawab besar,” ungkap kapten tim, Bonsu Hasibuan. Setelah dana ada, dan bisa melakukan persiapan teknis selama dua minggu, tim ini berangkat ke Meksiko. Dan lagi-lagi, masyarakat lah yang melepas keberangkatan mereka di sebuah lapangan di kota Bandung, bukan pejabat atau pemerintah. “Kami terharu sekali. Kami yang bukan siapa-siapa ini disalami masyarakat, dibekali bendera merah putih untuk berjuang di sana,” tutur Febby. Adaptasi lingkungan, Menyanyikan Indonesia Raya Di Mexico City, Indonesia tergabung dalam sebuah pesta kaum homeless bersama 61 negara lain. Hampir semua pemain baru pertama kali naik pesawat tebang — apalagi sampai ke luar negeri, menghabiskan perjalanan di udara sekitar 30 jam. Berada di sebuah tempat bernama Plaza de la Constitucion, Zocalo, yang setiap hari didatangi sekurang-kurangnya 10 ribu orang, tim Indonesia pun mengalami berbagai momen dan pengalaman. Makanan yang tak cocok dengan lidah, dan bahasa yang tak dimengerti, adalah kendala yang paling umum dirasakan. Tapi, sebagaimana didirikan oleh dua pengusaha bernama Mel Young dan Harald Schmied, turnamen yang sudah digelar sejak 2003 itu dibuat sebagai sebuah bahasa internasional untuk menyatukan kaum marjinal di seluruh dunia — dan sepakbola adalah bahasa universal itu. Diceritakan Febby, “penyakit umum” orang Indonesia jika bersaing dengan tim-tim dari luar negeri adalah minder, dan itu dialami pula oleh Suherman dkk. Umumnya negara-negara terutama Eropa, tampil dengan “gagah”. Selain kostum yang keren — dengan apparel yang tentu saja asli — mereka membawa tim yang lengkap, dari ofisial sampai tukang pijat. “Logo di kostum mereka resmi. Inggris, misalnya, punya federasi sendiri untuk street soccer Homeless. Soal postur ya jangan ditanya. Orang-orang bule itu kan memang tinggi besar. Anak-anak sempat ciut juga mula-mulanya,” tutur Febby. “Tapi inilah gunanya tim. Kami saling menyemangati, saling dukung. Pokoknya terbuka, semua harus dilakukan bersama-sama. Dan satu lagi, Mas. Kami di sana bukan dengan ambisi untuk menang. Kami cuma ingin menikmati setiap momen yang didapat. Kami harus gembira melakukan ini,” terang Bonsu, kapten yang sangat sering menjadi pelatih tim futsal di Jakarta, termasuk tim-tim yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan. Maka dengan semangat “Smile, Enjoy!”, tim Indonesia pun melakoni satu demi satu pertandingannya. Setelah mengalahkan Yunani di laga awal, kalah dari Peru, dan menang lagi atas Lithuania, masa adaptasi itu terlewati. Kepercayaan diri para pemain membaik dan meningkat. Indonesia pun mulai dipandang. Setelah menundukkan Lithuania dan Skotlandia, plus pembawaan yang friendly dan ramah, tim Indonesia mulai dibicarakan. Media-media asing mulai memberi perhatian pada skuat “Garuda”. Penonton dan orang-orang Meksiko mulai rajin menyapa dan berkenalan. “Indonesia akhirnya dikenal orang. Kami salut pada apresiasi orang-orang sana. Banyak sekali dari mereka yang minta tanda tangan dan foto bersama pemain. Anak-anak tentu saja merasa senang dan bangga. Mereka pikir, mereka ini memangnya siapa sampai dimintai tanda tangan segala. Memangnya siapa yang tahu mereka? Tapi itulah yang terjadi di sana. Bangga, Mas, kami jadi orang Indonesia,” cetus Febby, wiraswastawan muda asal Bandung yang sudah lama ikut membantu aktivitas di Rumah Cemara. Soal bangga menjadi orang Indonesia, momen paling istimewa adalah ketika pertama kali lagu Indonesia Raya diperdengarkan sebelum kickoff. “Gemetaran kaki saya. Rasanya nggak kuat diri. Saya nggak kuat mendengarnya, Mas. Saya sampai menangis. Ya Tuhan, seumur hidup baru kali itu saya menyanyikan lagu Indonesia Raya, di luar negeri pula, di depan ribuan orang. Ini benar-benar luar biasa buat kami. Kami semua takkan pernah melupakannya seumur hidup,” ungkap Arif, mantan pengguna narkoba yang dalam tiga tahun terakhir masih harus mengonsumsi methadone — obat pengganti yang biasa digunakan pecandu sebagai pengganti narkoba dalam rangka pengurangan ketergantungannya. Tim adalah soal menyingkirkan ego-ego Arif, yang sudah terjebak dengan barang haram itu sejak akhir 90-an, boleh dibilang telah menjadi seorang juara. Di tempat itulah ia justru mampu melawan “ego” tubuhnya untuk mengonsumsi methadone, walaupun secara fisik sempat sangat tersiksa. Teman-temannya merasa bangga pada Arif untuk usahanya yang satu itu. Menurut dia, setelah orangtuanya membaca berita tentang mereka di Meksiko, Arif merasa lebih yakin bahwa ia masih punya cinta di rumahnya. “Niat, semangat, dan dukungan teman-teman. Saya rasa itulah yang membuat saya bisa mengalahkan methadone itu. Saya bersyukur punya tim seperti ini. Bagi saya, tim adalah keluarga. Susah senang sama-sama,” sahut pria berusia 32 tahun itu. Selain keluarga, sebuah tim adalah sebuah kesempatan besar untuk menyingkirkan ego individu-individu. Bonsu mengakui, konflik internal dalam sebuah tim adalah sesuatu yang wajar, dan itu sempat mereka alami di Meksiko. Dengan keinginan masing-masing, dengan sifat beraneka ragam, plus background yang berbeda-beda, kadang kala terjadi ketidaksepahaman di antara pemain. Tapi ia punya kiat-kiat untuk menjaga keharmonisan dan keutuhan tim. “Contohnya, ada pemain yang tidak senang karena tidak dimainkan, atau diturunkan cuma sebentar. Di situlah kami harus meyakinkan para pemain bahwa semua ini demi tim. Pelatih dan kapten tidak boleh berhenti menjelaskan pada mereka, bahwa semua strategi dibuat semata-mata untuk kepentingan tim. Intinya, perjuangan tim adalah melawan ego-ego,” tukas Bonsu sang kapten, yang membuat heboh turnamen melalui sebuah gol salto di pertandingan melawan Republik Ceko. Untuk masa depan yang lebih baik Perjuangan tim Indonesia itu membuahkan hasil yang membanggakan dengan menjadi tim peringkat keempat dunia – tahun lalu urutan keenam. Jika tahun lalu mendapat pula penghargaan best player, tahun ini Indonesia juga memperoleh award khusus pada kategori best coach (pelatih terbaik). “Di akhir turnamen saya dipanggil pihak penyelenggara. Mereka menyampaikan salut dan apresiasi atas penampilan kita. Mereka juga berterima kasih pada fans Indonesia, karena arus twitter Homeless World Cup begitu deras dari Indonesia. Mereka bilang, berkat twitter dari Indonesia, turnamen ini menjadi lebih terkenal!” seru Febby. “Satu lagi, mereka juga terkagum-kagum setelah mendengar cerita bahwa kami ke Meksiko dengan donasi langsung dari masyarakat.” Selain pada masyarakat dan para sponsor, Febby tak lupa menyampaikan rasa terima kasih khusus kepada pihak KBRI di Mexico City yang memberi dukungan penuh selama mereka di sana, seperti mengirim suporter dan menyediakan makanan Indonesia. Dubes juga sempat mentraktir para pemain dan memberi oleh-oleh dari kantong pribadinya. Tim Homeless World Cup Indonesia 2012 telah kembali ke tanah air kemarin petang. Walaupun cuma disambut oleh rekan-rekan mereka, dan sedikit media, orang-orang pinggiran itu pantas diberi label pahlawan. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, kendala yang dihadapi, mereka telah berjuang membawa nama negara di ajang internasional, dipandang oleh bangsa lain, dan juga meraih sebuah prestasi yang sangat baik. Tim ini telah dibubarkan, karena peraturan Homeless World Cup adalah pemain hanya satu kali tampil di turnamen tersebut. Selanjutnya adalah soal selanjutnya. Mereka dan kita. “Harapan saya cuma satu setelah ini: semoga kami bisa menjadi orang yang lebih baik, syukur-syukur bisa berguna buat orang lain. Dan semoga Indonesia juga menjadi lebih baik,” pungkas Arif. @sururi10 Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
Media Eropa Beritakan Kabar Sheva ke Mitra Kukar Posted: 01 Mar 2013 09:00 AM PST Kabar ketertarikan klub Liga Super Indonesia (ISL) Mitra Kukar untuk menggaet mantan bomber AC Milan Andrey Shevchenko (Sheva) ternyata sudah menyebar ke Eropa. Dailymail dan Football Italia juga memberitakan kabar itu pada Senin (11/2) sore waktu setempat. Seperti dikutip Dailymail, Manajer Mitra Kukar Roni Fauzan mengaku telah berkomunikasi dengan Sheva terkait kemungkinan kepindahan itu. “Jujur, kami benar-benar tertarik kepada Shevchenko. Tapi kami harus terus membahas masalah ini terutama soal finansial,” kata manajer yang akrab disapa Ony itu. Ony mengaku Sheva juga tertarik untuk bermain dengan klub asal Kota Kutai Kartanegara itu. Namun saat ini, yang masih menjadi pertimbangan manajemen Kukar adalah durasi kontrak. “Saat ini, kami tidak tahu seberapa siap untuk bermain. Kami akan mengundang Andrey selama 10 pertandingan,” kata Ony. “Mengenai nilai kontrak, saya pikir kami bisa menyediakan dana. Tapi tentunya ini perlu dibicarakan dulu dengan manajemen,” lanjutnya. Isu itu kian berhembus setelah Sheva datang ke Indonesia dalam rangka tur AC Milan Glorie. Manajemen Mitra Kukar memang sengaja membidik Sheva untuk mengisi satu slot pemain asing non Asia/Australia. Mitra Kukar kini baru memiliki dua pemain asing non Asia/Australia yakni Esteban Herrera (Argentina) dan Paolo Frangipane (Argentina). Sementara itu, jatah pemain Asia/Australia telah komplit diisi duo Australia, Jovo Pavlovic dan Anthony Skorich. – Republika Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
Kualifikasi Piala Asia 2015: Indonesia Tergabung di Grup Maut Posted: 01 Mar 2013 08:52 AM PST
Dari hasil drawing, Indonesia berada di Grup C bersama juara 2007 Irak, China dan Arab Saudi. Kualifikasi Piala Asia 2015 tersebut akan berlangsung pada Februari 2013. Kualifikasi Piala Asia 2015 diikuti 20 negara yang terbagi ke dalam lima grup. Masing-masing grup berisikan empat tim. Dua tim teratas dari tiap grup berhak menembus ke putaran final di Australia. Lima tim sudah dipastikan lolos ke putaran final, yakni juara 2011 Jepang, tuan rumah dan runners-up Australia, peringkat tiga Korea Selatan, juara AFC Challenge Cup 2-12 Korea Utara, dan kampiun AFC Challenge Cup 2014.(Goal/RZY) Berikut hasil drawing: Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
Gavin Kwan Adsit, Mantan Pemain Timnas U16 Coba Tapaki Karir Profesional Di Eropa Posted: 01 Mar 2013 08:46 AM PST Satu lagi pemain asal Indonesia yang mencoba untuk memulai karir sepakbola profesional di Eropa. Dia adalah Gavin Kwan Adsit, mantan pemain Tim Nasional Indonesia U16 yang saat ini bergabung dengan Genova International School of Soccer (GISS) di Italia. (Courtesy: Genova International School of Soccer)Gavin Kwan Adsit lahir pada tanggal 5 April 1996 di Bali. Tumbuh dan besar di Bali, Gavin memulai bermain sepakbola sejak berusia 3 tahun dan bergabung dengan klub lokal setempat pada usia 7 tahun. Kegemaran Gavin pada sepakbola didukung penuh oleh seluruh anggota keluarganya yang juga penggila olah raga kulit bundar itu. Sang ayah bahkan sempat aktif bermain sepakbola semasa masih tinggal di Amerika Serikat. Klub pertama pemain yang memiliki ibu asal Mojokerto serta ayah asal Amerika Serikat itu bernama Bali Bulldogs dimana mayoritas para pemainnya terdiri dari anak – anak keturunan Indonesia. Di klub itu, Gavin dilatih oleh Kenny Latham, mantan pemain Livepool pada awal 1990-an. Pada usia 9 tahun, ia kemudian bergabung dengan Canggu Club All Stars yang dibentuk dan dilatih oleh pelatih asal Austria yang juga mantan asisten pelatih Tim Nasional Indonesia, Wolfgang Pikal. Di klub tersebut, Gavin serta beberapa anak lain diberikan beasiswa oleh Wolfgang yang pada saat itu belum menjadi bagian staff kepelatihan Tim Nasional Indonesia untuk dapat terus bermain dan berlatih di Canggu Club. Di klub itu, Gavin serta pemain lain berlatih sebanyak empat kali dalam seminggu dan bertanding dalam sebuah kejuaraan mini setiap bulannya dimana ia kerap tampil sebagai pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik kejuaraan. Pada usia 12 tahun, Gavin kemudian dilatih oleh Musa Kallon yang menggantikan Wolfgang Pikal yang memutuskan untuk bergabung dengan Tim Nasional Indonesia. Selama empat tahun, ia dilatih oleh saudara kandung mantan pemain Internazionale Milano FC, Mohammed Kallon itu. Gavin mulai mengikuti kejuaaran di luar negeri setelah terpilih menjadi bagian Tim Nasional U13 yang bertanding di Yamaha Cup. Di Tim Nasional U13, ia menjadi satu – satunya pemain asal Bali yang terpilih dan kemudian mengikuti Training Camp (TC) di Jakarta dan Bogor. Saat berusia 14 tahun, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang atau sayap kanan itu mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh Lee Hakwins, mantan pemain Southampton FC yang juga menjabat sebagai direktur Asian Soccer Academy di kawasan Asia. Pada kejuaraan itu, Gavin memperoleh dua gelar pemain terbaik secara berturut – turut. Dengan pencapaiannya tersebut, Lee Hawkins kemudian mengirim Gavin untuk bermain dan berlatih dengan klub Preston North End di Inggris selama satu bulan. Bersama klub itu, ia bermain menghadapi Manchester United di Carrington serta Everton di Finch Farm, markas klub asal kota Liverpool itu. Setelah satu bulan berada di Inggris, ia kemudian kembali ke Indonesia dan bermain untuk Persekaba Badung dan Perseden Denpasar. Di klub asal Bali itu, ia mendapatkan kontak dengan Ganesha Putra, direktur akademi sepakbola Villa 2000. Setelahnya, sulung dari tiga bersaudara ini kemudian bermain di Garuda Cup serta Manchester United Premier Cup bersama Villa 2000. Pada usia 15 tahun, Gavin mengikuti seleksi Milan Junior Camp di Bali dimana ia terpilih dalam 18 pemain yang berangkat untuk bertanding mengikuti kejuaraaan di Milan setelah melalui proses seleksi yang diikuti oleh sekitar 900 pemain. Setelah mengikuti beberapa kejuaraan baik nasional ataupun internasional, kualitasnya kemudian mulai dikenal dan dipantau oleh beberapa pelatih yang membuatnya terpilih untuk membela Tim Nasional U16 dan bertanding dalam kualifikasi Piala Asia yang digelar di Thailand. Yang menonjol dari kualitas Gavin adalah tendangan keras serta kecerdasanya dalam menguasai bola sekaligus pergerakan tanpa bolanya. Ia juga merupakan seorang pemain dengan tipikal permainan sepakbola modern yang tidak terlalu lama menguasai bola dan rajin bergerak. Pada awal tahun ini, ia kembali dipanggil untuk memperkuat Tim Nasional U17 yang turun bertanding di Hongkong International Youth Football Invitation Tournament, sayangnya pada saat itu ia tidak dapat bergabung dikarenakan tengah menghadapi ujian sekolah. Beberapa bulan berikutnya, ia bergabung dengan Timnas U17 yang melakukan ujicoba di Gorontalo dan Malaysia. Di Malaysia, ia menjadi salah satu pemain yang turut membawa Indonesia menumbangkan Tim Nasional Arab Saudi U17 dengan skor 2-1. Beberapa minggu kemudian, Gavin kemudian memutuskan untuk terbang ke Milan dan bergabung dengan Genova International School of Soccer (GISS) yang bermarkas di Ovada. Bersama GISS, Gavin akan bergabung selama 3 bulan dan mengikuti beberapa trial dengan sejumlah klub yang ada di Eropa. (Gavin Adsit Bersama Tim GISS)”Saya akan tinggal disini hingga 15 Desember mendatang, pemain muda yang ada disini mendapatkan kontrak dari seluruh Eropa, GISS akan mengirim pemain untuk mengikuti sejumlah trial dengan beberapa klub yang dipertimbangkan akan cocok dengan gaya bermain kamu serta kewarganegaraan pemain bersangkutan juga menjadi salah satu pertimbangan mereka,” jelas Gavin. “Karena saya tidak memiliki paspor Eropa sehingga saya tidak bisa bermain untuk klub asal Italia, Inggris atau sebagainya, akan tetapi saya dapat bermain di Hungaria, Romania dan negara – negara yang tidak termasuk dalam negara Uni Eropa. Bermain disana selama 12 bulan dan setelah memperoleh visa kerja, saya akan dapat bermain untuk tim manapun di Eropa,” lanjutnya. Di GISS, ia berlatih setiap hari selama dua kali atau terkadang tiga kali dan bertanding dalam sebuah ujicoba setiap minggunya. Salah satu pertandingan ujicoba yang telah ia jalani adalah saat ia bertanding menghadapi Juventus Academy dimana pada pertandingan ujicoba yang digelar di markas klub Juventus itu dimenangkan oleh GISS dengan skor 3-1. (Gavin Adsit / GISS vs Juventus Academy)”Pertandingan menghadapi Juventus adalah pengalaman bagus, kami menghadapi tim Juventus yang satu tahun lebih muda daripada kami, akan tetapi hal tersebut adalah tetap sebuah ujian. Pada hari Sabtu, kami akan bermain menghadapi tim Primavera Juventus, itu akan jadi pertandingan yang sulit. Tapi tidak terlalu penting nama atau logo klubnya, terkadang klub asal Serie B jauh lebih kuat dan lebih baik dari klub Serie A,” ungkap Gavin. Di Italia, ia juga menceritakan bagaimana ia dilatih sebagaimana layaknya seorang professional. Berat badan ditimbang setiap minggunya, tidak boleh mengkonsumsi makanan yang berasal dari luar, dan sebagainya. Selain cita – citanya untuk dapat bermain secara profesional di Eropa, bermain untuk Tim Nasional Indonesia merupakan salah satu impian yang juga ingin ia raih. “Itu akan jadi lebih dari sebuah kebanggaan untuk dapat mewakili Indonesia di level senior, secara khususnya saat saya melihat Indonesia memiliki peluang tampil di Piala Dunia nantinya. Saya mencintai Indonesia lebih dari negara manapun. Saya ingin melihat Indonesia tampil di Piala Dunia,” pungkasnya. @Jack_L_Howard Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
Bangga Sebagai Orang Indonesia, Jack Brown Dipuji Sir Alex Posted: 01 Mar 2013 08:34 AM PST Awal pekan ini Jack Brown berhasil menjadi yang terbaik di The World Final Skill Test 2012 Manchester United Soccer School, Minggu (21/10). Menjadi yang terbaik di akademi United jelas prestasi yang membanggakan bagi sang Ibunda, Indah Brown. Namun yang membuat Indah lebih bangga adalah saat Jack menyebut bahwa dirinya berasal dari Indonesia. “I am Indonesian,” ucap Jack yang disambut dengan tepuk tangan meriah penonton yang hadir menyaksikan. Tak hanya berhasil memukau penonton yang hadir, Sir Alex Ferguson juga terkesima dengan bocah berusia 11 tahun itu. “Are you Indonesian? Wow, that’s interesting,” ucap Sir Alex ketika bersalaman dengan Jack. The World Final Skill Test 2012 Manchester United Soccer School diikuti sekitar 30 anak berumur antara 10 sampai 16 tahun dari 25 negara. Mereka yang ikut adalah anggota tim nasional sepak bola dari U14-U16 dari berbagai negara. Namun, meski mengaku sebagai orang Indonesia, Jack justru bercita-cita menjadi bagian dari tim United dan Timnas Inggris. (ant/mac) Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
Anak Indonesia Jadi Yang Terbaik di Akademi MU Posted: 01 Mar 2013 08:31 AM PST Prestasi mencengangkan diraih oleh anak Indonesia di Inggris, Jack Brown yang berhasil menjadi terbaik di ajang ‘The World Final Skill Test 2012 MU Soccer School’. Predikat yang terbaik itu diberikan oleh akademi Manchester United di setiap akhir semester. “World Final Skill Test MUSS 2012 diikuti sekitar 30 anak berumur antara 10 sampai 16 tahun dari 25 negara. Sebagian besar anak-anak yang mengikuti World Final Skill Test adalah anggota tim nasional sepak bola dari U14-U16 dari negara masing-masing,” ujar ibunda Jack, Indah Brown, seperti dilansir oleh kantor berita Antara, Senin (22/10). Pada pertandingan adu skill itu diuji empat macam keahlian yaitu Short passing, Loafting, dribbling, dan kick ups. “Alhamdulilah Jack mendapat skor yang terbaik sehingga mengalahkan pemain terbaik tahun sebelumnya Alex dari Inggris,” imbuh Indah. Menurut Indah, yang membuatnya merasa terharu adalah ketika Jack dengan bangga mengatakan “I am Indonesian” saat diwawancarai. Bahkan Sir Alex Ferguson waktu bersalaman dengan Jack dan berkata “Are You Indonesian? Wow, that’s interesting”. Jack sendiri mengakui jika bisa ikut dalam MUSS dan bahkan menjadi juara the World Final Skill test MUSS adalah pengalaman tak terlupakan baginya. “Saya sangat bangga,” ucap Jack. Jack Brown lahir di Jakarta pada 2 November 2001, dari ibu asli Indonesia Indah Brown dan ayah Inggris, Lance Brown. Ia gemar bermain bola dan mulai berlatih sepak bola sejak usia empat tahun, usai bersalaman dengan Rooney. “Mum, my heart was beating very hard when I shaked Rooney’s hand,” ujar Jack seperti yang dituturkan Indah Brown. (ant/mac) Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
Berjuanglah di Dubai, lalu di Negeri Sendiri Posted: 01 Mar 2013 08:20 AM PST Jakarta - Sekali lagi, tim nasional Indonesia akan membawa bendera Merah-Putih ke kancah internasional dalam kondisi dalam negeri yang tidak ideal. Tapi buat saya, jika boleh memakai “fatwa”: haram untuk tidak mendukung mereka. Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
Cristiano Ronaldo Jadi Pemain Cadangan di El Clasico? Posted: 01 Mar 2013 08:08 AM PST Apakah Cristiano Ronaldo akan diturunkan dalam pertandingan El Clasico antara Real Madrid vs Barcelona Sabtu, 2 Maret 2013 mendatang? Pertanyaan ini menjadi penting karena dengan keberadaan CR7, Barcelona senantiasa kerepotan. Ronaldo seolah memiliki kedahsyatan lebih setiap kali bertemu Blaugrana. Bukti terakhir adalah 2 golnya pertengahan pekan lalu. Namun, mengingat ada duel antar Manchester United vs Real Madrid di Liga Champion, bukan tidak mungkin kali ini Jose Mourinho mencadangkan sang pencetak gol terulung dalam sejarah Real Madrid. Ya, The Special One tidak mau bertaruh terlalu banyak. Memainkan CR7 dalam laga di Liga Spanyol sejak menit awal, berpotensi membuatnya cedera. Jika Ronaldo bermasalah di duel El Clasico Jilid VI ini, bisa dipastkan Real Madrid akan pincang kala melawat ke Old Trafford, saat dijamu Manchester United di 16 besar Liga Champion. Maka, daripada terjadi hal yang tidak diinginkan, Cristiano Ronaldo lebih baik diturunkan sebagai pemain pengganti. Hal ini bukannya tak pernah terjadi. Akhir pekan lalu, strategi serupa dilakukan Jose Mourinho kala Madrid dijamu Super Depor. Masalahnya, adalah, pengaruh CR7. Kala melawan La Coruna, tanpa Ronaldo di babak pertama, Madrid kehabisan ide, dan nyaris kalah 3-0 andai para penyerang kubu Riazor lebih tenang. Dan kini, lawan yang dihadapi Los Blancos, bukanlah juru kunci Liga Spanyol. Melainkan, pemuncak klasemen Barcelona yang memiliki trisula Lionel Messi-David Villa-Pedro Rodriguez. Bisakah Madrid menghadapi Barca tanpa seorang Ronaldo, yang mungkin hadir di babak kedua? Mungkinkah sisi kiri Los Blancos, akan tetap sama kuatnya, jika sang mega bintang tidak ada? Dan beranikah Mou bertaruh agar Cristiano Ronaldo bisa benar-benar 'meledak' di Old Trafford pertengahan pekan mendatang? Berita sejenis yang paling banyak dicari pada kategori ini: |
You are subscribed to email updates from koranbaru.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar